Kota Kupang,NTT —Peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia di Kota Kupang berlangsung khidmat di Lapangan Upacara Kantor Wali Kota, Minggu (17/08). Upacara dipimpin langsung oleh Wali Kota Kupang, dr. Christian Widodo, sebagai inspektur upacara.
Dalam sambutannya, Wali Kota Christian Widodo menyampaikan rasa syukur atas anugerah Tuhan Yang Maha Esa yang memungkinkan bangsa Indonesia terus berdiri tegak dan merayakan kemerdekaannya yang ke-80. Ia juga menyampaikan apresiasi kepada seluruh petugas upacara, termasuk TNI, Polri, ASN lingkup Pemerintah Kota Kupang, serta secara khusus memberikan penghormatan kepada Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka).
“Terima kasih kepada seluruh petugas upacara dan adik-adik Paskibraka. Ini bukan sekadar tugas, ini adalah kehormatan besar,” ungkap Wali Kota. “Menjadi Paskibraka bukan hanya soal fisik, tetapi juga soal mental dan karakter.”
Ia juga menyampaikan kebanggaannya melihat para Paskibraka melangkah dengan penuh disiplin dan kekompakan di bawah terik matahari.
“Setiap langkah kalian, setiap tarikan napas yang satu, adalah simbol kebersamaan, kerja sama, dan solidaritas. Itulah semangat Indonesia,” lanjutnya.
Mengenang perjuangan para pendiri bangsa, Wali Kota mengajak seluruh warga untuk terus melanjutkan semangat kemerdekaan dengan menghadapi tantangan zaman secara jujur dan berani.
“Bung Karno pernah berkata, perjuanganku lebih mudah karena aku mengusir penjajah. Tapi perjuanganmu lebih berat karena kamu akan melawan bangsamu sendiri,” kutipnya.
Menurutnya, ancaman zaman ini bukan lagi datang dari luar, tetapi dari dalam: kemiskinan, pengangguran, kebodohan, dan ketidakadilan. Namun, katanya, kuncinya adalah menjaga harapan agar tetap hidup.
“Tanpa makan kita bisa bertahan sebulan. Tanpa air kita bisa bertahan beberapa hari. Tanpa napas, paling lama 24 menit. Tapi tanpa harapan, kita sebenarnya sudah mati,” tegasnya.
Memasuki 100 hari pertama masa pemerintahannya, Wali Kota memaparkan sejumlah langkah nyata yang telah diambil. Salah satunya adalah pengalokasian dana darurat sebesar Rp3 miliar di bidang kesehatan untuk memastikan bahwa semua warga mendapatkan pelayanan saat kondisi gawat darurat, tanpa terkendala administrasi.
“Tidak boleh ada nyawa yang hilang hanya karena urusan administrasi,” ujar dr. Christian. “Kalau ada yang butuh pertolongan darurat, langsung ke IGD. Tolong dulu, urus administrasinya nanti. Tapi tentu, jangan batuk pilek lari ke IGD.”
Di bidang kebersihan, Pemerintah Kota Kupang juga mendorong peningkatan pengelolaan sampah dengan memberikan insentif bagi petugas kebersihan, termasuk di hari Sabtu dan Minggu. Lewat Lomba Kebersihan Antarkelurahan, pemerintah juga memberikan penghargaan dalam bentuk pembangunan infrastruktur langsung di kelurahan yang menang, mulai dari Rp300 juta hingga Rp1 miliar.
“Pembangunan ini bukan untuk kelurahan saja, tapi kembali kepada masyarakat. Karena yang menjaga lingkungan bersih adalah kita semua,” tambahnya.
Di sektor ekonomi, Wali Kota menyoroti perkembangan kegiatan “Saboak Koepan” atau Sunday Market Buat Orang Kupang di Taman Nostalgia, yang kini menjadi pusat UMKM yang aktif dan ramai dikunjungi.
“Sekarang, setiap Sabtu dan Minggu, ada perputaran uang sekitar 300 juta di taman itu. Taman bukan sekadar hiasan, taman harus hidup, harus bernyawa,” katanya dengan penuh semangat.
Ia juga menyebut bahwa pemerintah tidak hanya memberi bantuan langsung, tapi juga mendorong legalitas bagi pelaku UMKM.
“Kami tidak hanya bantu sekali lewat dana. Kami urus izinnya dari hulu, supaya bisa akses bantuan dari Jakarta, dari lembaga-lembaga lain. Hari ini sudah ada 669 UMKM yang legal,” jelasnya.
Di bidang sosial, bantuan beras untuk puluhan ribu keluarga telah disalurkan. Pemerintah juga menyediakan liang lahat gratis bagi keluarga kurang mampu yang mengalami kedukaan.
“Kalau dulu harus bayar 2 sampai 3 juta untuk gali liang lahat, sekarang keluarga bisa dibantu oleh pemerintah kota. Hubungi Dinas Sosial, nanti kami bantu,” jelas Wali Kota.
Menutup sambutannya, Wali Kota menyampaikan bahwa seluruh capaian tersebut hanya mungkin dicapai dengan kolaborasi berbagai pihak. Ia mengutip Bung Hatta:
“Indonesia bercahaya bukan karena obor di Jakarta, tetapi karena lilin-lilin yang dinyalakan di desa-desa.”
“Kota Kupang hari ini bukan bercahaya karena obor di kantor Wali Kota, tetapi karena lilin-lilin kecil yang menyala di dinas, kelurahan, RW, RT, dan rumah-rumah warga,” ujarnya. “Sendirian kita hanya setetes air, tapi bersama-sama kita satu samudra luas.”
Acara upacara peringatan HUT ke-80 RI di Kota Kupang berlangsung dengan lancar, penuh khidmat dan semangat kebangsaan. Acara diakhiri dengan penyerahan Satya Lencana bagi ASN Pemkot Kupang, penyerahan hadiah lomba kebersihan antar kelurahan serta sejumlah lomba-lomba lainnya.
✍🏼 : Chris Dethan