 |
| Warga Namosain minta Wali Kota Kupang urus aset Kampung Rumah 7, usulkan masuk Badan Aset Daerah dan diterbitkan sertifikat agar terhindar dari klaim sepihak. |
Kota Kupang,NTT – Masyarakat Kelurahan Namosain mendesak Wali Kota Kupang untuk segera mengurus aset pemerintah yang berada di kawasan Kampung Rumah 7 melalui Kantor Lurah Namosain. Mereka meminta agar lahan tersebut didata resmi dalam Badan Aset Daerah dan diterbitkan sertifikat, guna mencegah klaim sepihak di kemudian hari.
Pernyataan itu disampaikan langsung oleh tokoh masyarakat dan generasi muda Namosain dalam pertemuan di Kantor Lurah Namosain, Senin (22/9/2025).
Tokoh masyarakat Namosain, Mel Horo, menjelaskan bahwa tanah tersebut memiliki sejarah panjang. Menurutnya, pada masa pembangunan Jalan M. Praja, lahan tersebut dibebaskan dari keluarga Hili dan keluarga Hele untuk pekerjaan jalan. Setelah pengerjaan jalan rampung, tersisa tanah seluas kurang lebih 200 m². Tanah itu kemudian dihibahkan kepada Desa Namosain oleh Temukung kala itu, Bapak Frans Yohanis.
“Di lokasi ini berdiri bangunan bersejarah, yaitu rumah tokoh desa yang masih ada hingga kini, serta panggung hiburan yang dulu dibangun secara swadaya oleh masyarakat,” ungkap Mel Horo.
Hal senada disampaikan perwakilan generasi milenial Rumah 7, Joy Sadipun, yang berharap pemerintah segera mengambil langkah konkret.
“Mumpung para tokoh sejarah masih ada, mohon diurus aset ini secara resmi. Jangan sampai persoalan ini menjadi bom waktu bagi generasi kami, karena bisa saja ada pihak yang tiba-tiba mengklaim lahan itu sebagai milik pribadi,” tegas Joy.
Masyarakat menilai bahwa penertiban aset tidak hanya penting untuk melindungi warisan sejarah desa, tetapi juga untuk memperkuat identitas Kelurahan Namosain sebagai wilayah yang kaya nilai budaya dan perjuangan kolektif warganya.
Langkah cepat pemerintah dalam menata dan menerbitkan sertifikat aset Kampung Rumah 7 akan menjadi bukti nyata kepedulian terhadap sejarah, budaya, dan masa depan warga Namosain.
✒️: kl
