Masuk

Notification

×

Iklan

Tag Terpopuler

Tenun Nunkolo, Ternak, dan Harapan Baru: Reny Un Lihat Potensi Besar Amanatun Jadi Daerah Otonom

Selasa, 07 Oktober 2025 | Oktober 07, 2025 WIB Last Updated 2025-10-07T12:53:30Z

 



Reny Un, DPRD NTT, Pemekaran TTS, Amanatun, Tenun Nunkolo, Fraksi Demokrat, Pemekaran Daerah NTT, Politik NTT, Kabupaten Baru, Pembangunan NTT. 


Kupang,NTT, 7 Oktober 2025 — Di balik bentangan perbukitan hijau dan udara sejuk Amanatun, ada semangat yang tak pernah padam: harapan menjadi daerah mandiri.
Harapan itu kini kembali menguat setelah Anggota Komisi V DPRD Provinsi NTT, Reny Marlin Un dari Sekretaris Demokrat, menyuarakan dukungannya terhadap rencana pemekaran Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS).


Prinsipnya kami mendukung, karena TTS itu wilayahnya sangat luas. Kalau ada pemekaran, perhatian dan pelayanan bisa lebih dekat dengan masyarakat,” ujar Reny dengan nada tegas namun hangat.


Bagi Reny, pemekaran bukan sekadar urusan administrasi pemerintahan. Lebih dari itu, ini tentang mendekatkan keadilan dan pelayanan kepada rakyat kecil di wilayah yang jauh dari pusat kabupaten.


“Bayangkan masyarakat di Boking atau Amanatun Utara. Untuk urus dokumen atau pelayanan dasar, mereka harus menempuh jarak berjam-jam ke Soe. Kadang bahkan lebih mudah ke Malaka daripada ke ibu kota kabupaten sendiri,” tutur Reny, suaranya lirih, seolah memahami betul beratnya perjalanan rakyat di selatan Timor itu.


Menurutnya, dari semua wilayah yang diusulkan, Amanatun adalah daerah yang paling siap untuk menjadi kabupaten baru.
“Kalau yang Amanatun itu sudah berproses. Berkas pengajuannya sudah sampai ke pusat. Tinggal dilihat kekurangannya di mana,” ujarnya dengan keyakinan.


Namun Reny juga sadar, pemekaran bukan perkara mudah. Ada syarat yang harus dipenuhi, mulai dari kesiapan anggaran, lokasi kantor pemerintahan, hingga sarana dan prasarana pendukung. “Itu semua harus disiapkan dengan matang. Tapi saya percaya, kalau kita kerja bersama, Amanatun bisa,” tambahnya.


Reny menyebut potensi Amanatun sangat besar. Dari sektor pertanian dan perkebunan, wilayah ini dikenal sebagai penghasil hasil bumi yang melimpah. Di bidang peternakan, Amanatun menjadi salah satu daerah penghasil ternak terbaik di TTS.


Dan tak kalah penting, budaya tenun ikat khas Nunkolo yang kini mulai dikenal luas, menjadi simbol ketekunan dan keindahan tangan-tangan perempuan Amanatun.


“Tenun Nunkolo itu bukan sekadar kain. Di situ ada doa, ada harapan, dan ada jati diri orang Amanatun,” kata Reny dengan mata berbinar.
Ia yakin, jika diberi ruang dan kewenangan sendiri, Amanatun bisa menjadikan potensi itu sebagai kekuatan ekonomi rakyat.


Di balik dukungan politiknya, Reny menyimpan keyakinan sederhana: bahwa pemekaran adalah wujud keadilan pembangunan.
“Ini bukan soal siapa jadi apa, tapi tentang bagaimana rakyat di wilayah selatan Timor bisa merasakan kehadiran pemerintah lebih dekat, lebih cepat, dan lebih manusiawi,” tuturnya lembut.


Sebagai politisi perempuan, Reny memahami bahwa pembangunan sejati lahir dari empati dan kepedulian terhadap kehidupan masyarakat di akar rumput.


Ia berharap, pemerintah pusat dapat meninjau kembali kebijakan moratorium pemekaran dengan melihat kebutuhan nyata masyarakat di lapangan.


Amanatun punya potensi, punya semangat, dan punya identitas yang kuat. Kalau diberi kesempatan, daerah ini bisa tumbuh menjadi contoh daerah baru yang mandiri dan berdaya,” tutupnya.


Dari selembar Tenun Nunkolo yang ditenun dengan sabar, lahir simbol tentang perjuangan dan harapan.
Seperti itulah Amanatun — tenunan harapan yang kini menunggu waktu untuk berdiri di atas kaki sendiri.

✒️: kl