![]() |
| ETMC XXXIV di Ende 2025 bukan hanya turnamen sepak bola, tapi mesin uang baru yang dongkrak ekonomi masyarakat dan Pendapatan Asli Daerah (PAD). |
Ende, NTT — Turnamen El Tari Memorial Cup (ETMC) XXXIV di Ende bukan hanya pesta olahraga antar kabupaten/kota di Nusa Tenggara Timur (NTT). Di balik euforia stadion dan gemuruh penonton, ajang ini justru menjelma menjadi mesin uang baru yang menggerakkan ekonomi lokal sekaligus mendongkrak Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Hal ini disampaikan oleh mantan Ketua Presidium PMKRI Cabang Ende Santo Yohanes Don Bosco, Iprianus Laka Ma’u, yang menilai ETMC 2025 sebagai momentum kebangkitan ekonomi masyarakat Ende pascapandemi dan masa stagnasi ekonomi daerah.
“Kalau kita lihat secara menyeluruh, penyelenggaraan turnamen ini memberikan dampak besar bagi masyarakat. Para pelaku UMKM, pengusaha perhotelan, rumah makan, hingga sektor transportasi semuanya ikut merasakan manfaatnya,” ujar Iprianus dalam keterangan pers yang diterima redaksi, Kamis (12/11/2025).
Menurut Iprianus, dengan 28 tim peserta dari seluruh NTT, perputaran uang di Kabupaten Ende meningkat tajam.“Jika setiap tim mengalokasikan anggaran sekitar Rp200 juta, maka perputaran uang selama turnamen bisa mencapai lebih dari Rp2 miliar di Kabupaten Ende,” jelasnya.
Selain itu, kehadiran pendukung dan wisatawan olahraga (sport tourism) turut menambah denyut ekonomi masyarakat.
“Hotel penuh, rumah makan ramai, jasa transportasi sibuk, dan pedagang kecil juga kebanjiran rezeki. Ini dampak nyata dari sport tourism yang berhasil,” tambahnya.
Iprianus juga menyoroti peningkatan PAD Kabupaten Ende yang diperoleh dari sektor pajak hotel, restoran, dan retribusi kegiatan.
“Pemerintah Kabupaten Ende patut diapresiasi. Mereka bukan hanya sukses sebagai tuan rumah, tetapi juga mampu menjadikan ETMC sebagai momentum ekonomi rakyat,” tegasnya.
Ia menegaskan bahwa keberhasilan ETMC di Ende menjadi bukti nyata bahwa olahraga mampu menjadi motor pertumbuhan ekonomi daerah dan sarana promosi wisata yang efektif bagi Nusa Tenggara Timur.
“ETMC bukan sekadar turnamen sepak bola, tapi simbol kebangkitan ekonomi masyarakat dan kebanggaan daerah,” pungkasnya.
Gelaran ETMC XXXIV di Ende membuktikan bahwa olahraga tidak hanya memupuk sportivitas dan solidaritas, tetapi juga menjadi katalis pertumbuhan ekonomi lokal, memperkuat citra NTT sebagai tuan rumah berprestasi, kreatif, dan berdaya saing tinggi.
“Semoga ETMC selanjutnya bisa terus dilaksanakan di berbagai daerah NTT agar manfaat ekonominya dirasakan merata oleh seluruh masyarakat,” ujar Iprianus Laka Ma’u menutup pernyataannya.
