![]() |
| Asa Lahtang, Kepala SMKN 6 Kupang, dikenal sederhana. Naik motor tiap hari, kelola dana IPP transparan, dan dijuluki “Hitachi” karena ketelitiannya. |
Kupang, NTT, 12 November 2025 — Ketika banyak kepala sekolah datang ke sekolah dengan mobil dinas atau kendaraan roda empat, Asa Lahtang, S.Pd., M.Pd, justru tampil berbeda. Ia memilih setia menggunakan motor matic — kendaraan dua roda yang setiap hari menemaninya menembus panas dan debu Kota Kupang menuju SMKN 6 Kupang.
Bagi Asa, naik motor bukan sekadar gaya hidup hemat. Ia menegaskan, “Dengan menggunakan roda dua bukan baru kali ini. Sejak dulu saya sudah terbiasa seperti ini. Bagi saya, pemimpin harus dekat dan sederhana.”
Sikap itu menjadi cerminan prinsip hidupnya: bahwa jabatan bukan alasan untuk hidup mewah, tetapi kesempatan untuk memberi teladan nyata.
Sejak dipercaya menjadi Kepala SMKN 6 Kupang, Asa dikenal konsisten mengelola sekolah dengan transparansi dan tanggung jawab. Salah satu hal yang paling ia jaga adalah pengelolaan dana IPP (Iuran Pembinaan Pendidikan). Ia memastikan setiap rupiah digunakan sesuai perencanaan dan hasil musyawarah bersama tim sekolah.
“Dana IPP digunakan sesuai rencana anggaran yang disepakati. Tidak boleh ada yang keluar dari jalur itu,” ujarnya tegas.
Integritasnya dalam mengelola anggaran bahkan membuat sebagian rekan menjulukinya dengan sebutan “Hitachi” — singkatan dari “hitam tapi China”. Julukan ini lahir dari kekaguman pada ketelitiannya yang luar biasa, mirip karakter produk elektronik asal Jepang yang terkenal kuat, presisi, dan tahan lama. Asa hanya tersenyum ketika mendengar itu. “Biar saja, yang penting kerja kita jujur dan hasilnya bisa dirasakan,” katanya sambil tertawa ringan.
Di bawah kepemimpinannya, SMKN 6 Kupang terus menunjukkan perubahan positif. Sekolah kini lebih tertata, kegiatan pembelajaran semakin kreatif, dan budaya disiplin mulai mengakar. Guru-guru merasa dihargai dan didengar, sementara siswa melihat sosok kepala sekolah yang bukan hanya memerintah, tetapi ikut terlibat dalam keseharian mereka.
Kesederhanaan Asa juga menjadi inspirasi bagi seluruh warga sekolah. Ia membuktikan bahwa pemimpin sejati tidak harus tampil mewah untuk dihormati. Justru dengan sikap rendah hati dan keteladanan dalam hal kecil, kepercayaan dan semangat bersama tumbuh dengan sendirinya.
“Kalau kita ingin sekolah berubah, mulai dari diri sendiri. Jangan hanya menuntut orang lain,” pesannya yang kerap diulang dalam setiap pertemuan.
Kini, di balik motor matic yang setia menemaninya setiap hari, tersimpan filosofi kepemimpinan yang kuat: bahwa perubahan besar bisa lahir dari kesederhanaan dan kejujuran. Dan dari SMKN 6 Kupang, pesan itu bergema — bahwa teladan adalah bentuk kepemimpinan yang paling kuat.
✒️: kl
