![]() |
| Langkah mengejutkan Israel mengakui Somaliland, negara mayoritas Muslim. Presiden Abdirahman sebut ini awal baru stabilitas global. |
Hargeisa, Somaliland — Langkah mengejutkan terjadi di panggung diplomasi internasional. Israel secara resmi mengakui Somaliland, negara mayoritas Muslim, sebagai negara berdaulat dan merdeka. Pengakuan ini menandai babak baru dalam hubungan internasional dan sekaligus mengukuhkan realitas politik yang telah terbangun selama lebih dari tiga dekade di Tanduk Afrika. Pada 26 Desember 2025
Presiden Republik Somaliland, Abdirahman Muhammed Abdilahi, menyampaikan pidato kenegaraan yang penuh emosi dan keteguhan. Di hadapan para pemimpin nasional, delegasi kehormatan, mitra internasional, serta seluruh rakyat Somaliland, ia menyebut momen tersebut sebagai hari paling membahagiakan dalam hidupnya.
“Saya adalah orang yang paling bahagia di dunia hari ini,” ujar Presiden Abdirahman membuka pidatonya.
Ia menegaskan bahwa pengakuan Israel bukanlah hadiah politik, melainkan penerimaan atas realitas objektif. Somaliland, kata dia, telah menjalankan pemerintahan mandiri yang damai, tatanan konstitusional yang konsisten, serta praktik demokrasi yang matang—seluruhnya memenuhi kriteria hukum, politik, dan kelembagaan sebagai sebuah negara menurut hukum internasional.
Presiden Abdirahman menyampaikan apresiasi tulus kepada Negara Israel atas keputusan berani tersebut. Menurutnya, langkah ini mencerminkan kepercayaan terhadap komitmen Somaliland dalam menjaga perdamaian, stabilitas kawasan, serta tata kelola pemerintahan yang bertanggung jawab.
Ia menekankan bahwa perjalanan Somaliland tidak dibentuk oleh konflik bersenjata atau intervensi eksternal, melainkan oleh rekonsiliasi internal, dialog, konsensus, supremasi hukum, dan pembangunan kelembagaan yang berkelanjutan. Rakyat Somaliland, katanya, membangun kembali negaranya dari dalam, dengan kekuatan sendiri.
Presiden juga memberikan jaminan tegas bahwa pengakuan Somaliland tidak ditujukan kepada negara mana pun dan tidak menimbulkan ancaman bagi perdamaian regional. Sebaliknya, kejelasan status Somaliland diyakini akan memperkuat kerja sama, meningkatkan keamanan, serta mendorong integrasi ekonomi di kawasan Tanduk Afrika dan wilayah sekitarnya.
Mengenai Somalia, Presiden Abdirahman mengakui adanya ikatan sejarah, budaya, kepercayaan, dan ketergantungan ekonomi antara masyarakat Somalia dan Somaliland. Namun, ia menegaskan bahwa ikatan tersebut tidak mengharuskan penyatuan politik dalam satu negara.
Pengalaman masa lalu, lanjutnya, membuktikan bahwa upaya penyatuan justru melahirkan ketidakstabilan, ketidakadilan, dan penderitaan berkepanjangan. Somaliland memang pernah secara sukarela bergabung dengan Republik Somalia, namun pengaturan itu gagal dan bahkan tidak lagi tercantum dalam konstitusi Somalia terbaru.
“Mengejar persatuan yang tidak lagi berfungsi hanya akan memperpanjang perpecahan, bukan menyembuhkannya,” tegas Presiden.
Oleh karena itu, rakyat Somaliland memilih jalan berbeda—jalan yang didasarkan pada perdamaian, penentuan nasib sendiri, dan tanggung jawab kenegaraan. Presiden menilai masa depan yang konstruktif hanya dapat dicapai dengan menerima realitas politik, menghindari narasi zero-sum, serta memajukan kepentingan bersama sebagai negara-negara bertetangga yang berdaulat.
Kepada dunia Arab dan Muslim, Presiden Abdirahman menegaskan bahwa Somaliland adalah negara Muslim yang berakar pada nilai-nilai Islam moderat, keadilan, dan kehati-hatian dalam kebijakan luar negeri. Pengakuan Israel, katanya, tidak mencerminkan keberpihakan terhadap konflik mana pun dan tidak bertentangan dengan solidaritas dunia Islam.
Di akhir pidatonya, Presiden menegaskan kesiapan Somaliland untuk diterima sebagai anggota penuh Perserikatan Bangsa-Bangsa, Uni Afrika, Liga Arab, Organisasi Kerja Sama Islam, serta berbagai organisasi internasional dan regional lainnya.
Momen ini, menurutnya, bukanlah akhir, melainkan awal dari fase baru yang bersejarah—fase yang dipandu oleh kerja sama, multilateralisme, integrasi regional, dan komitmen bersama untuk perdamaian global.
✒️: kl
