Kepala SMPN 13 Kota Kupang, Mashud Bethan, menegaskan peran guru sebagai garda terdepan pendidikan dalam memutus rantai kemiskinan pada Hardiknas 2025.
Kota Kupang, NTT,02 Mei 2025– Peringatan Hari Pendidikan Nasional 2025 di SMP Negeri 3 Kota Kupang menjadi momen reflektif yang penuh makna. Dalam upacara peringatan yang diikuti lebih dari seribu siswa, Kepala Sekolah SMPN 3 Kota Kupang, Mashud Bethan, menyampaikan pesan mendalam tentang arti sejati pendidikan dan peran guru dalam membentuk masa depan bangsa.
Mashud mengawali pidatonya dengan mengajak seluruh warga sekolah untuk bersyukur kepada Tuhan, Sang Pencipta, atas segala nikmat kehidupan. Ia mengingatkan bahwa Hardiknas bukan sekadar seremoni tahunan, tetapi momentum penting untuk menyadari bahwa pendidikan adalah garda terdepan dalam perjuangan melawan kemiskinan dan kebodohan.
“Pendidikan bukan hanya tempat belajar, tetapi jalan utama bagi bangsa Indonesia untuk keluar dari kemiskinan,” ujar Mashud. Ia menekankan bahwa proses pendidikan harus dimulai dari usia dini, mulai dari taman kanak-kanak, sekolah dasar, menengah, hingga perguruan tinggi. Seluruh jenjang pendidikan adalah benteng utama dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.
Mashud mengungkapkan bahwa guru adalah tokoh sentral di balik perjuangan ini. Di bawah “kolom langit” rumah pendidikan, merekalah yang bertanggung jawab membentuk karakter, akhlak, dan integritas anak bangsa. “Siapa yang paling berperan dalam memutus mata rantai kemiskinan ini kalau bukan guru? Kalau bukan hari ini, kapan lagi?” serunya.
Sebagai wujud penghargaan, Mashud menyampaikan apresiasi tinggi kepada seluruh guru di Kota Kupang, khususnya kepada guru dan tenaga kependidikan di SMP Negeri 3. Ia menegaskan bahwa tugas guru bukan tugas biasa, melainkan amanah dari Tuhan yang akan dimintai pertanggungjawaban.
Lebih lanjut, Mashud menyatakan bahwa seluruh program pendidikan yang digulirkan pemerintah, mulai dari pusat hingga daerah, harus dilaksanakan secara serius dan penuh komitmen. Ia mendukung pernyataan Presiden Prabowo Subianto yang menetapkan pendidikan sebagai program prioritas, serta langkah Walikota Kupang Dr. Christian Widodo dan Wakil Walikota Serena Francis dalam meneruskan semangat pendidikan hingga ke level sekolah.
“Gayung bersambut. Pemerintah pusat dan daerah sudah komit. Sekarang tinggal kita—para guru—untuk menggerakkan perubahan di satuan pendidikan,” tegasnya.
Mashud lalu menyampaikan pesan kepada para siswa untuk tidak stagnan dan terus berubah menjadi pribadi yang lebih baik. Ia mengajak para peserta didik mengevaluasi sejauh mana mereka telah bertumbuh selama satu, dua, atau tiga tahun belajar di SMPN 3. “Jika tak ada perubahan karakter, akademik, dan keterampilan selama bertahun-tahun di sekolah ini, maka kalian tergolong orang-orang yang merugi. Begitu disebut dalam Alkitab maupun Al-Qur’an,” ujarnya serius.
Sebanyak 1.028 siswa disebutnya sebagai “anak-anak titipan dari langit” yang kini ditaruh di tangan para guru. Oleh sebab itu, ia mengajak seluruh guru untuk terus mengasah, mengasihi, dan mengasuh dengan penuh tanggung jawab dan sukacita.
Ia juga menekankan bahwa pendidikan bukan hanya soal nilai akademik, tetapi soal karakter dan akhlak mulia. “Kalianlah generasi penerus bangsa. Kalianlah yang akan membuka pintu surga bagi orang tua kalian dan guru-guru di sekolah,” ucapnya menyentuh hati.
Mashud mengakhiri sambutannya dengan doa dan harapan besar. “Mari kita berdoa agar Tuhan melapangkan jalan dan memberikan terang kepada 1.028 anak yang telah dititipkan di tangan kita. Semoga mereka semua meraih kehidupan yang lebih baik dari kehidupan kita hari ini.”
(kl)