Kota Kupang,NTT — Pembangunan jalan aspal yang baru saja selesai dikerjakan di akses masuk Perumahan Belo Sejahtera, Kelurahan Belo, Kota Kupang, kini menuai sorotan. Pasalnya, hanya berselang beberapa hari sejak selesai dikerjakan pada Sabtu sore lalu, warga sudah menemukan sejumlah kerusakan di permukaan jalan tersebut.
Keluhan datang dari warga setempat yang mempertanyakan kualitas pengerjaan proyek jalan yang menelan anggaran sekitar Rp140 juta itu. Mereka menilai, kerusakan muncul terlalu cepat dan mengindikasikan potensi pengerjaan yang tidak sesuai standar.
Menanggapi hal ini, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Zet Selwianus angkat bicara. Ia mengonfirmasi bahwa proyek tersebut memang baru selesai dikerjakan, dan hingga kini belum dilakukan proses Provisional Hand Over (PHO) atau serah terima pertama pekerjaan.
“Pekerjaan baru selesai Sabtu sore, 5 Juni 2025 Saat kami cek di lapangan bersama konsultan pengawas, memang ada beberapa titik yang masih terlihat lunak, basah, dan tidak padat. Itu karena aspalnya belum kering sempurna,” ujar Zet saat diwawancarai media ini, Senin (8/7).
Belum PHO, Perbaikan Segera Dilakukan
Zet menegaskan bahwa karena proyek belum memasuki tahap PHO, tanggung jawab perbaikan masih sepenuhnya ada pada pihak penyedia jasa. Setelah menerima laporan dari masyarakat, pihaknya langsung memerintahkan kontraktor untuk segera memperbaiki kerusakan sebelum proses PHO dilakukan.
“Sudah saya minta penyedia jasa untuk lakukan perbaikan segera. Karena belum ada pengajuan PHO, jadi kami tidak akan serah terima kalau belum diperbaiki,” jelasnya tegas.
Beberapa titik kerusakan seperti rongga dan lubang kecil yang terlihat di permukaan jalan akan segera ditambal dan digilas ulang untuk memastikan kualitas akhir pekerjaan sesuai harapan.
Dugaan Tahapan Pekerjaan Tidak Lengkap Dibantah
Warga sebelumnya juga sempat menyampaikan dugaan bahwa pengerjaan dilakukan secara tidak lengkap, yaitu langsung memasang split lalu diaspal tanpa lapisan dasar yang memadai. Menanggapi isu ini, Zet menyampaikan klarifikasi teknis.
“Tahapan sudah sesuai standar. Dimulai dari urukan sirtu, lalu batu tiga-lima, dua-tiga, satu-dua, dan abu batu. Baru kemudian dilakukan pengaspalan. Semua itu sudah ada dokumentasinya,” ujarnya.
Zet menduga masyarakat hanya melihat proses akhir pengerjaan, sehingga muncul anggapan bahwa pengerjaan dilakukan langsung dari split ke aspal.
Ia menambahkan bahwa sisa-sisa material lapisan bawah masih bisa ditemukan di sekitar lokasi, sebagai bukti bahwa tahapan teknis telah dijalankan sesuai prosedur.
Dengan janji perbaikan sebelum proses PHO, pihak dinas berharap hasil akhir proyek dapat benar-benar memberikan manfaat bagi warga sekitar tanpa menimbulkan polemik lanjutan. Pemerintah juga mengimbau masyarakat untuk terus mengawasi pembangunan di lingkungan masing-masing demi menjaga kualitas dan transparansi proyek.
✒️: kl