Masuk

Notification

×

Iklan

Tag Terpopuler

Dari 27 ke 3.800 Mahasiswa, Ini Perjalanan David R. Selan Pimpin UPG 1945 NTT

Senin, 07 Juli 2025 | Juli 07, 2025 WIB Last Updated 2025-07-07T13:57:42Z

 

David R. Selan resmi menyerahkan jabatan Rektor UPG 1945 NTT setelah 10 tahun memimpin. Dari hanya 27 mahasiswa menjadi 1.036, inilah kisah perjuangan dan pencapaiannya. (📸: news-daring.com) 


Kupang,NTT, 7 Juli 2025 — Usai memimpin Universitas Persatuan Guru (UPG) 1945 Nusa Tenggara Timur (NTT) selama 10 tahun, David R. Selan, SE., MM. secara resmi menyerahkan tongkat estafet kepemimpinan dalam acara serah terima jabatan rektor yang berlangsung khidmat. Dalam sambutan perpisahannya, David membagikan perjalanan panjangnya membangun kampus dari nol hingga kini memiliki lebih dari seribu mahasiswa baru.


“Saat saya mulai menjabat, mahasiswa baru hanya 27 orang. Tahun ini, mahasiswa baru yang lulus seleksi dan diterima sebanyak 1.036 orang, dan dari jumlah itu, 956 benar-benar aktif melakukan registrasi dan mengikuti perkuliahan. Hingga sekarang total mahasiswa 3 800.Ini adalah pencapaian besar yang membanggakan,” ungkap David.


David menjelaskan bahwa di awal masa jabatannya, kampus menghadapi tantangan berat, termasuk pengusiran dari kompleks Kristen pada tahun 2007. Untuk menyelamatkan proses perkuliahan, ia turun langsung menjalin kerja sama dengan 36 sekolah negeri dan swasta.


 “Bahkan setelah itu kami kembali mengalami pengusiran meskipun sudah membangun gedung tiga lantai. Namun, kami tidak menyerah,” ungkapnya.


Puncak perjuangan terjadi saat ia bersama tim berhasil mendapatkan lahan kampus utama seluas dua hektar dengan 10 sertifikat. Gedung dibangun di atas lahan tersebut meskipun kampus menanggung utang hingga Rp7 miliar. Namun pada awal 2024, utang itu berhasil dilunasi berkat pengelolaan yang hemat dan disiplin.


 “Tanah dan gedung kampus ini adalah hasil kerja keras kita semua. Saya harap rektor baru dan seluruh civitas akademika bisa merawatnya dengan baik,” tambahnya.


David juga menyinggung soal dualisme kepemimpinan yang sempat melanda kampus, hingga terjadi 14 putusan pengadilan. Namun berkat bantuan Prof. Dr. Unifah Rosyidi, ia berhasil menemui Presiden Joko Widodo yang kemudian membuka jalan bagi pengakuan resmi kampus sebagai bagian dari PB PGRI. “UPG 1945 NTT bukan hanya institusi, tapi jiwa kolektif perjuangan guru dan rakyat,” tegasnya.


Sebagai penutup, David menitipkan satu kalimat yang selama ini menjadi napas perjuangannya: “Tak ada perjuangan yang sia-sia jika dilakukan dengan cinta dan ketulusan.”


Ia pun mengucapkan terima kasih kepada tokoh-tokoh penting yang telah mendukungnya, termasuk Prof. Unifah Rosyidi, Prof. Supardi Sugimun UKY, Dr. Sam Haning, serta seluruh dosen, staf, dan mahasiswa UPG 1945 NTT.


Kini, estafet kepemimpinan berlanjut ke rektor baru, dengan harapan kampus ini terus berkembang menjadi salah satu universitas unggul dan terpercaya di Nusa Tenggara Timur.

✒️: kl