![]() |
Di usia 80 tahun kemerdekaan RI, warga Sikka masih berjuang dengan jalan tani Mapitara–Waigete yang rusak parah dan luput dari perhatian pemerintah. |
Maumere,NTT, 17 Agustus 2025 — Di tengah gegap gempita perayaan 80 Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia, warga di jalur penghubung Kecamatan Mapitara dan Kecamatan Waigete justru menyuarakan keluhannya. Jalan tani yang menjadi akses vital antara Dusun Napunkontas dan Dusun Glak hingga kini masih berstatus jalan desa dengan kondisi rusak parah.
Jalur ini merupakan urat nadi masyarakat untuk mengangkut hasil tani, menghubungkan pusat ekonomi, hingga akses menuju sekolah dan layanan kesehatan. Namun, hingga kini warga masih harus berjibaku dengan lumpur di musim hujan dan jalan berdebu penuh batu di musim kemarau.
Antonius Adeo Datus, salah satu warga yang vokal menyuarakan persoalan ini, mengaku kecewa karena pembangunan jalan tersebut seolah luput dari perhatian pemerintah.
“Semoga di momen 80 tahun kemerdekaan ini, pemerintah bisa benar-benar menindaklanjuti aspirasi kami. Kami juga ingin merasakan arti kemerdekaan itu lewat akses jalan yang layak,” ujarnya, Minggu (17/8).
Menurut Antonius, janji pemerataan pembangunan yang selalu digaungkan seharusnya menyentuh masyarakat kecil di pelosok. “Merayakan kemerdekaan bukan hanya soal upacara atau simbol seremonial. Bagi kami, kemerdekaan itu nyata jika jalan desa ini bisa diperbaiki, agar hasil tani kami tidak terhambat keluar,” tambahnya.
Harapan besar kini dititipkan warga kepada Pemerintah Kabupaten Sikka maupun Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur agar segera menaruh perhatian pada jalur penghubung Mapitara–Waigete tersebut. Warga yakin, infrastruktur jalan bukan hanya mempermudah mobilitas, tetapi juga membuka peluang ekonomi dan meningkatkan taraf hidup masyarakat.
✒️: Albert Cakramento