Masuk

Notification

×

Iklan

Tag Terpopuler

Dari Spontan Jadi Fenomenal, Eksibisi Tinju Rote Ndao Banjir Dukungan Publik dan KONI

Senin, 25 Agustus 2025 | Agustus 25, 2025 WIB Last Updated 2025-08-25T13:33:38Z
Dari spontan jadi fenomenal, eksibisi tinju Rote Ndao banjir dukungan publik dan KONI. Ribuan penonton padati Lapangan Dillak, 58 atlet dari 4 sasana bertarung dalam 12 partai penuh semangat.


Rote Ndao, NTT— Apa yang awalnya hanya ide sederhana, ternyata menjelma menjadi fenomena olahraga baru di Kabupaten Rote Ndao. Eksibisi Tinju Antar Sasana se-Kabupaten Rote Ndao yang digelar sejak Sabtu (23/8) hingga Senin (25/8) malam di Lapangan Bola Kaki Chritian Nehemia Dillak – Ba’a, sukses menyedot puluhan ribu penonton dan menorehkan sejarah baru bagi olahraga tinju di tanah seribu lontar.


Selama tiga hari penyelenggaraan, tercatat sekitar 20 ribu penonton memadati arena. Malam pertama dihadiri sekitar 7 ribu orang, malam kedua melonjak ke 10 ribu, dan pada malam terakhir, jumlah penonton diyakini melebihi angka tersebut.


Sebanyak 58 petinju dari empat sasana lokal, yakni Garuda Nemberala Boxing Camp (GNBC), Ita Esa Boxing Camp (IEBC), Petra Boxing & Sporting Club (PBSC), dan Panbers Boxing Camp (PBC), bertanding dalam 12 partai eksibisi. Pertandingan berlangsung meriah, penuh semangat, dan menjadi tontonan baru yang memikat hati masyarakat.


Ketua Panitia, Ridwan F. Menno, SE, mengaku tidak menyangka kegiatan yang awalnya lahir tanpa perencanaan matang ini bisa menjelma sebesar itu.


“Awalnya kegiatan ini tidak ada dalam program resmi Pemda. Tapi karena kami ingin mendukung UMKM dan olahraga, maka kami gelar eksibisi ini. Ternyata sambutannya luar biasa. Masyarakat datang berbondong-bondong, setiap malam penonton justru semakin bertambah,” ujar Ridwan.

 

Menurut Ridwan, masyarakat Rote Ndao sebenarnya sudah lama haus akan hiburan olahraga. Tinju yang selama ini hanya bisa disaksikan lewat televisi dan internet, akhirnya hadir secara nyata di hadapan mereka. Antusiasme penonton bukan hanya soal olahraga, melainkan juga sebagai ruang kebersamaan dan hiburan rakyat.


“Ini pertama kalinya tinju digelar di Rote Ndao. Orang-orang penasaran, seperti apa tinju itu kalau ditonton langsung. Ternyata hasilnya fenomenal. Ada tepuk tangan, teriakan dukungan, bahkan suasananya seperti kejuaraan tingkat provinsi,” ungkapnya.

 

Kegiatan yang awalnya diragukan justru mendapat dukungan penuh dari Pemerintah Daerah Rote Ndao hingga KONI Nusa Tenggara Timur. Ketua KONI Provinsi NTT hadir langsung menyaksikan partai penutup, memberikan semangat dan apresiasi bagi para atlet serta penyelenggara.


“Kami tidak menyangka kegiatan spontan ini menjadi fenomenal. Dukungan pemerintah, KONI, dan sponsor sangat luar biasa. Bahkan Bupati Rote Ndao juga memberi perhatian penuh. Harapan kami, tahun depan bisa dilanjutkan ke level provinsi bahkan nasional,” kata Ridwan penuh optimisme.

 

Di balik kesuksesan itu, panitia tetap menyoroti kelemahan teknis yang perlu dibenahi. Banyak petinju terlihat kehabisan tenaga ketika memasuki ronde kedua dan ketiga. Selain itu, teknik pukulan dan strategi bertanding masih perlu dilatih secara serius.


“Fisik atlet rata-rata cepat habis. Mereka perlu latihan lebih intensif. Teknik pukulan dan bertahan juga harus diperbaiki. Tapi ini langkah awal yang baik. Jika dipoles serius, kita bisa lahirkan atlet tinju dari Rote Ndao yang mampu berbicara di tingkat nasional bahkan internasional,” ujar Ridwan menegaskan.

 

Ia juga menyampaikan pesan penting bagi generasi muda agar menjadikan olahraga, khususnya tinju, sebagai jalan untuk mengembangkan diri.


“Anak-anak muda jangan habiskan waktu dengan HP dan game. Lebih baik ikut olahraga, belajar disiplin, dan membangun masa depan. Tinju bisa menjadi pintu menuju prestasi yang membanggakan,” tambahnya.

 

Sebagai bentuk penghargaan, seluruh atlet peserta mendapat piagam penghargaan dan uang transport. Panitia juga menyiapkan 9 piala khusus untuk kategori terbaik, harapan, dan juara umum. Meski tidak besar, penghargaan itu diharapkan bisa menjadi motivasi bagi para atlet untuk terus berlatih dan berprestasi.


“Kami berikan piagam agar mereka bangga pernah ikut event ini. Untuk sponsor, jumlahnya sangat banyak, sampai saya kesulitan menyebut satu per satu. Tapi kami sangat berterima kasih, karena tanpa mereka, kegiatan ini tidak akan berjalan,” ungkap Ridwan.

 

Selain olahraga, eksibisi tinju ini juga berdampak positif bagi pelaku UMKM lokal. Lapangan Dillak yang dipadati penonton berubah menjadi pasar malam dadakan. Pedagang makanan, minuman, hingga souvenir panen rejeki. Hal ini sejalan dengan tujuan Pemda Rote Ndao yang mendorong pertumbuhan ekonomi rakyat melalui kegiatan-kegiatan keramaian.


Eksibisi tinju ini menandai babak baru bagi olahraga di Kabupaten Rote Ndao. Jika pada awalnya kegiatan ini hanya dianggap “acara coba-coba”, kini telah membuktikan diri sebagai ajang bergengsi yang menyatukan masyarakat, pemerintah, dan atlet.


Dengan dukungan penuh publik, sponsor, dan KONI, tidak mustahil Rote Ndao suatu saat akan menjadi tuan rumah kejuaraan tinju tingkat provinsi, bahkan nasional.


“Dari spontan menjadi fenomenal, ini bukti bahwa olahraga bisa menyatukan kita semua. Tinju di Rote Ndao telah lahir, dan tinggal bagaimana kita rawat agar terus berkembang,” pungkas Ridwan.

✒️: kl