![]() |
Komunitas Puan Floresta Labuan Bajo melalui program Go To School menggelar sosialisasi Stop Kekerasan Seksual dan Tolak Perkawinan Anak. Kegiatan diikuti 600 siswa Manggarai Barat. |
Manggarai Barat, NTT, 21 Agustus 2025— Komunitas Puan Floresta Cabang Labuan Bajo terus memperkuat gerakan melawan praktik kekerasan seksual dan perkawinan anak yang masih marak terjadi di Nusa Tenggara Timur (NTT). Melalui program Go To School, komunitas ini menggelar sosialisasi bertema “Kekerasan Seksual dan Perkawinan Anak” di salah satu sekolah menengah di Labuan Bajo, dengan peserta sekitar 600 siswa.
Enam anggota Puan Floresta Bicara hadir sebagai pemateri, salah satunya Sr. Herdiana Randut, SSpS, yang memberikan pemahaman kepada siswa mengenai bentuk-bentuk kekerasan seksual, cara pencegahan, hingga dampak luas bagi korban, keluarga, dan masyarakat.
Perkawinan Anak Jadi Sorotan
Dalam paparannya, Sr. Herdiana Randut, SSpS, menegaskan bahwa perkawinan usia anak adalah persoalan serius yang harus dihentikan bersama.
“Perkawinan usia anak bukan hanya persoalan keluarga, tetapi juga masalah sosial yang merugikan generasi kita. Remaja, khususnya perempuan, kehilangan kesempatan menggapai cita-cita karena dipaksa menikah di usia dini,” tegasnya.
Ia menambahkan, perkawinan anak berdampak pada putus sekolah, risiko kesehatan reproduksi, meningkatnya angka kematian ibu dan bayi, serta memperparah kemiskinan struktural.
Apresiasi dari Pihak Sekolah
Guru-guru yang hadir memberikan apresiasi terhadap kegiatan ini. Menurut mereka, kehadiran Puan Floresta menjadi langkah nyata dalam mencegah meningkatnya kasus perkawinan dini di Labuan Bajo.
“Sekolah memang tempat belajar, tetapi juga harus menjadi benteng pencegahan. Kehadiran Puan Floresta memotivasi kami untuk terus mengingatkan siswa bahwa mereka berhak atas masa depan cerah tanpa dibatasi perkawinan dini,” ujar salah seorang guru.
Harapan untuk Generasi Muda
Sesi diskusi berlangsung interaktif, dengan banyak siswa aktif bertanya dan berbagi pengalaman. Antusiasme ini menjadi tanda semakin tumbuhnya kesadaran remaja tentang pentingnya perlindungan diri dan keberanian menolak tekanan.
Lewat program Go To School, Puan Floresta Cabang Labuan Bajo berharap generasi muda tidak hanya memahami bahaya kekerasan seksual dan perkawinan anak, tetapi juga berani menjadi agen perubahan di keluarga dan masyarakat.
“Perempuan dan anak di Manggarai Barat berhak hidup aman, berpendidikan tinggi, dan berdaya. Dengan edukasi sejak dini, kita bisa memutus mata rantai kekerasan dan praktik perkawinan anak,” tutup Sr. Herdiana Randut, SSpS.
✒️: Emiliana Ignapodangsa