Masuk

Notification

×

Iklan

Tag Terpopuler

Wali Kota Kupang Dapat Gelar Ma Kolo, Kenakan Pakaian Adat Sabu dan Resmikan Event Budaya di Air Nona

Kamis, 21 Agustus 2025 | Agustus 21, 2025 WIB Last Updated 2025-08-21T10:17:35Z
Wali Kota Kupang dr. Christian Widodo mendapat gelar adat Ma Kolo dari masyarakat Sabu di Kelurahan Air Nona. Dalam event budaya penuh kehangatan ini, ia kenakan pakaian adat Sabu, makan adat, serta menegaskan komitmennya membangun Kota Kupang bersama rakyat.



Kota Kupang,NTT, 21 Agustus 2025 — Wali Kota Kupang, dr. Christian Widodo, mendapat kehormatan besar dari masyarakat etnis Sabu di Kelurahan Air Nona. Dalam acara Event Budaya Etnis Sabu yang digelar pada 21–22 Agustus 2025, Wali Kota dianugerahi gelar adat “Ma Kolo”, disambut dengan makan adat di atas tikar, minum adat khas Sabu, serta dikenakan pakaian adat Sabu sebagai simbol ikatan kekeluargaan.


Dalam sambutannya, Wali Kota Kupang menegaskan rasa bangganya bisa hadir di tengah masyarakat.


 “Saya senang sekali bisa hadir di sini. Jalan tadi sudah bagus sekitar 280 meter, dan totalnya ada 960 meter lebih yang sudah diperbaiki di Kelurahan Air Nona. Ke depan, kita akan terus kerja kolaborasi bersama pemerintah dan DPRD demi kepentingan masyarakat,” ujar Christian Widodo.


Ia juga memberikan apresiasi khusus kepada Ama Gena yang dengan penuh kerelaan meminjamkan lahan luas untuk pelaksanaan acara.


 “Tidak banyak orang yang mau berkorban untuk daerahnya. Ama Gena dengan hati yang ikhlas meminjamkan lahan ini agar kita bisa bertemu dalam event budaya. Saya berterima kasih untuk pengorbanan besar ini,” ungkapnya.


Menurut Wali Kota, event budaya harus terus digelar karena selain mempererat kebersamaan, juga mampu menggerakkan roda ekonomi masyarakat.


 “Kalau orang berkumpul ramai, UMKM bisa berjualan dan ekonomi bergerak. Prinsipnya, kita harus terus ciptakan event budaya agar ekonomi masyarakat ikut hidup,” katanya.


Christian Widodo menambahkan, kehadirannya di Air Nona bukan hanya secara fisik, tetapi sebagai simbol kasih sayang untuk warganya.


 “Saya punya ikatan emosional dengan keluarga Sabu sejak dulu, bahkan sejak masih menjadi anggota DPRD NTT. Nama adat saya ‘Ma Bole’ yang berarti jangan lupa. Jadi ketika saya datang, keluarga Sabu bilang, ‘Ma Bole sudah datang’. Karena itu, bagi saya, hadir di sini bukan seperti datang ke tempat lain, tapi pulang ke keluarga sendiri,” tutur Wali Kota penuh kehangatan.


Dalam kesempatan itu, ia juga menyinggung soal penghematan anggaran di awal masa kepemimpinannya bersama Wakil Wali Kota.


“Saya dan Ibu Wakil memutuskan tidak membeli mobil dinas baru. Satu mobil bisa menghabiskan Rp800 juta, kalau dikalikan lima mobil bisa sampai Rp4 miliar. Uang itu lebih baik dipakai untuk masyarakat, bukan untuk gaya hidup,” tegasnya.


Wali Kota kemudian mengajak seluruh warga untuk menjaga semangat gotong royong.“Kalau pemerintah kerja sendiri ibarat satu tetes air, tapi kalau bersama-sama kita bisa jadi samudra luas. Mari kita terus kerja sama demi membangun Kota Kupang yang lebih baik,” pungkasnya.


Acara puncak ditandai dengan pernyataan resmi pembukaan oleh Wali Kota Kupang:“Dengan penuh sukacita serta memohon rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa, saya nyatakan Event Budaya Etnis Sabu Kelurahan Air Nona resmi dibuka.”


Event Budaya Etnis Sabu di Air Nona ini digelar selama dua hari, 21–22 Agustus 2025, dengan tema “Miha He Pehe Do E’a Heli Ri Ngi’a Kota Kupang – Kota Kasih” atau “Dalam Kasih, Sehati Membangun Kota Kupang-Kota Kasih”.

✒️: kl