Masuk

Notification

×

Iklan

Tag Terpopuler

Thoby Lay: Dari Papalele ke Pembangun Harapan

Sabtu, 11 Oktober 2025 | Oktober 11, 2025 WIB Last Updated 2025-10-11T04:05:30Z
Kisah hidup Thoby asal Sabu Raijua, dari keluarga papalele hingga jadi pengembang sukses APERSI NTT. Inspirasi kerja keras, iman, dan ketulusan.


Sebuah Perjalanan dari Lumpur Pasar ke Fondasi Impian Ratusan Keluarga


Di setiap dinding rumah yang berdiri kokoh, ada cerita yang tak selalu terlihat.Ada keringat, doa, dan langkah-langkah yang kadang goyah tapi tak pernah berhenti. Salah satunya adalah Thoby Lay, sosok sederhana dari Desa Wadumandhi, Sabu Barat, yang berangkat dari keluarga papalele — pedagang kecil yang menjajakan hasil bumi dari rumah ke rumah.


Kini, puluhan tahun setelahnya, tangan yang dulu membantu ibunya mengangkat hasil kebun itu telah membangun rumah-rumah impian bagi banyak keluarga di NTT.


Awal yang Sederhana, Tapi Tak Biasa


Lahir pada 20 Juli 1978, dari pasangan Lukas Lay dan Martha Lay Bolle, Thoby tumbuh dalam kesederhanaan yang keras.
Ia belajar sejak kecil bahwa hidup tidak memberi kemudahan — tapi selalu memberi kesempatan bagi yang mau berjuang.


Tahun 1982, keluarganya merantau ke Kupang. Hidup di kota baru, tanpa bekal besar, hanya satu pegangan yang mereka punya: keyakinan bahwa kerja keras dan doa tak pernah sia-sia.


“Kalau orang lain bisa, kenapa kamu tidak bisa? Kita semua makan dari beras yang sama.”

— Pesan sang ayah, Lukas Lay, yang menjadi kompas hidupnya.

 

Sekolah Kehidupan dan Tekad Baja


Thoby menyelesaikan pendidikan di SMA Negeri 2 Kupang pada tahun 1996.
Setelah itu, bukan kampus yang menunggunya, melainkan hidup nyata. Ia bekerja di toko bangunan, menjadi buruh proyek, bahkan ikut berjualan di pasar.


Dari situ, ia belajar bahwa membangun bukan hanya soal batu dan semen — tapi tentang kejujuran, ketekunan, dan kepercayaan.


Langkah Pertama: Dari Nekat Jadi Nyata


Tahun 2015, dengan modal nekat dan doa, Thoby memulai proyek kecil bernama Perumahan Sahabat Permai. Banyak yang meragukan, bahkan menertawakan. Tapi ia tak peduli.
Ia turun langsung ke lapangan, ikut mengaduk semen, memikul bata, mengukur tanah — membangun bukan dengan kemewahan, tapi dengan keyakinan.


Proyek itu selesai, berdiri tegak, menjadi simbol bahwa mimpi orang kecil pun bisa punya dinding dan atap sendiri.


Melangkah Lebih Jauh: Nusa Persada dan Harapan Baru


Keberhasilan pertama bukan akhir, melainkan awal dari kisah panjang.
Tahun 2018, ia memulai Perumahan Nusa Persada Satu, lalu Nusa Persada Dua pada 2022.
Setiap proyek punya tantangan — izin lambat, harga material naik, cuaca tak menentu — tapi ia tetap bertahan dengan satu prinsip: “Bangun rumah dengan hati, bukan sekadar untuk untung.”


Keluarga, Sumber Kekuatan yang Tak Tergantikan


Tahun 2007, Thoby menikah dengan Diana M. Riwu, perempuan tangguh yang kini menjadi tiang terkuat dalam setiap langkahnya.
Mereka dikaruniai empat anak yang menjadi alasan setiap pagi ia bangun dengan semangat baru.


Diana bukan sekadar istri, tapi rekan seperjuangan. Saat proyek pertama sempat nyaris gagal, ia yang mengatur keuangan rumah tangga, menenangkan hati, dan meneguhkan langkah suaminya. “Doa istri dan anak-anak adalah pondasi paling kokoh dari setiap rumah yang saya bangun.”


  Filosofi Hidup: Bangun dengan Iman, Hasilkan Harapan


Bagi Thoby, menjadi pengembang bukan soal mencari nama besar,
tapi tentang menghadirkan rumah bagi orang yang ingin punya tempat pulang.
Setiap bata yang ditata adalah bentuk syukur, setiap rumah yang berdiri adalah doa yang diwujudkan. “Saya tidak bangun rumah untuk kaya. Saya bangun rumah supaya orang lain punya tempat pulang yang layak."


Pesan untuk Generasi Muda NTT

“Jangan takut memulai dari nol.
Jangan malu dengan latar belakangmu.
Semua orang besar juga pernah kecil.
Selama kamu punya kaki untuk melangkah dan hati yang percaya,
kamu bisa membangun masa depan yang kokoh — bukan hanya untuk dirimu,
tetapi juga untuk banyak orang yang akan tinggal di rumah harapan yang kamu bangun.”


 Dari Lumpur Pasar ke Fondasi Impian


Kini, Thoby Lay bukan sekadar nama di balik proyek perumahan.
Ia adalah cermin bahwa keberhasilan sejati lahir dari keberanian untuk mencoba,
dan dari hati yang tidak pernah menyerah.


Dari lumpur pasar tempat papalele menjajakan dagangan, hingga fondasi rumah tempat keluarga-keluarga baru menanam harapan,
kisah Thoby Lay adalah bukti bahwa asal bukan batas — asal adalah titik awal menuju cahaya.

✒️: kl