![]() |
| Aksi goyang basah ribuan peserta PGRI NTT di tengah hujan deras jadi sorotan. 10.000 peserta padati rute jalan sehat dan kembali ke UPG 1945 NTT. |
Kupang,NTT- Aksi goyang basah menjadi puncak kemeriahan saat sekitar 10.000 peserta perayaan HUT PGRI dan HGN kembali ke halaman Kampus UPG 1945 NTT, Sabtu (15/11). Hujan deras yang mengguyur Kota Kupang sejak sore justru memperkuat semangat ribuan guru SD–SMA/SMK, siswa SMA/SMK, mahasiswa UPG 1945 NTT, serta masyarakat yang mengikuti jalan santai ini.
Langit pekat dan awan gelap menyelimuti Kota Kupang ketika rombongan memasuki rute utama. Namun cuaca tak mengurangi antusiasme. Sebaliknya, hujan menjadi bagian dari perayaan besar ini. Sesampainya di halaman kampus, ribuan peserta langsung melakukan aksi goyang basah, menari bersama dalam kondisi basah kuyup, disambut hentakan drum band yang terus memainkan irama cepat.
Setiap langkah, teriakan, dan tawa menjadi momen bersejarah dalam perayaan PGRI tahun ini.
Kemacetan panjang tak terhindarkan ketika peserta mulai menempuh rute jalan sehat. Ruas jalan dari belakang Kantor Golkar menuju Patung Kirap hingga Bundaran PU macet total, dipenuhi lautan manusia yang bergerak serentak menuju titik akhir di Kampus UPG 1945 NTT.
Petugas kepolisian harus bekerja ekstra mengatur lalu lintas, sementara kendaraan yang melintas hanya bisa merayap mengikuti iringan peserta. Meski begitu, situasi tetap aman dan terkendali hingga seluruh peserta tiba kembali di kampus pada sore hari.
Setelah menyelesaikan rute jalan sehat yang dimulai pukul 15.30 Wita, peserta langsung disambut dengan hujan deras. Namun bukannya bubar, mereka justru “melawan cuaca” dengan membentuk lingkaran besar untuk menari bersama. Aksi goyang basah inilah yang menjadi pemandangan paling ikonik.
Di tengah guyuran hujan, drum band membuka atraksi dengan hentakan ritmis yang memecah suasana dingin. Sorak-sorai, tawa, dan semangat guru serta peserta lainnya menggema di halaman kampus, menjadikan hujan sebagai bagian dari pesta, bukan hambatan.
Ketua PGRI Provinsi NTT, Dr. Semuel Haning, SH., MH., C.ME., CPArb., GPLC., CLaD., GEDE., GLTP., memberikan apresiasi penuh atas suksesnya kegiatan ini.
“Saya ucapkan terima kasih banyak kepada panitia. Kawan-kawan luar biasa. Kurang lebih 10.000 orang ikut tadi, membuat ruas jalan dari belakang Kantor Golkar sampai Bundaran PU macet. Polisi juga kewalahan mengatur kendaraan.”
Ia juga menyampaikan terima kasih kepada pihak keamanan:“Terima kasih kepada Pak Kapolres, anggota, dan seluruh jajaran yang sudah memberikan izin dan mengawal perjalanan kami.”
Terkait keberlanjutan kegiatan, ia menegaskan:“Ini jadi agenda tahunan. Kita akan cari guru berprestasi, guru berbakat, dan kegiatan-kegiatan yang membangun.”
Dan tentang puncak 25 November:“Kita akan hadirkan sekitar 15.000 guru. Pak Bupati Kupang akan meliburkan guru dan tenaga pendidikan agar semua bisa turun.”
Pesan paling mendalam darinya:“Jangan lupa, ini melawan lupa. Jasa guru itu besar. Guru tidak meminta jadi pahlawan, tetapi mereka menciptakan anak-anak yang terbaik. Tanpa guru kita tidak apa-apa. Hidup guru!”
Ketua Panitia, Ulfianthy M.D. Toelle, menegaskan bahwa antusiasme tahun ini memecahkan rekor.
“Antusias guru, siswa SMA/SMK, dan mahasiswa sangat luar biasa. Tahun depan diharapkan tetap dilaksanakan untuk memperkenalkan PGRI lewat kegiatan outdoor.”
Ia menjelaskan rangkaian kegiatan lanjutan:“Masih ada tabur bunga, lomba paduan suara dengan 15–16 peserta, serta lomba tarian Voti. Ini pertama kali seramai ini, kolaborasi antara Kota dan Kabupaten.”
Puncak perlombaan akan digelar pada 19 November di Taman Budaya, dan panitia berharap publik turut memberikan dukungan.

