![]()  | 
| FOKALIS Sikka lapor polisi usai batu simbol perjuangan rakyat hilang di gerbang DPRD. “Kemarahan rakyat tak boleh dicuri,” tegas Frederich Baba Djoedye. | 
Maumere,NTT, 1 November 2025 — Forum Rakyat Resah dan Gelisah (FOKALIS) Kabupaten Sikka resmi melaporkan kehilangan material batu rakyat sebanyak tiga kubik ke Polres Sikka. Batu itu bukan sembarang batu — melainkan simbol beban dan kemarahan rakyat yang diturunkan di gerbang Kantor DPRD Kabupaten Sikka saat aksi penyampaian aspirasi pada Jumat, 31 Oktober 2025.
Aksi damai tersebut dipimpin oleh Frederich Fransiskus Baba Djoedye dan berlangsung tertib. Massa FOKALIS menurunkan tumpukan batu sebagai simbol perjuangan rakyat serta menyerahkan berkas tuntutan kepada Sekretariat DPRD (Sekwan). Namun sehari setelah aksi, batu rakyat itu lenyap tanpa jejak.
“Batu itu bukan milik pribadi, itu milik rakyat — simbol penderitaan dan kemarahan masyarakat Sikka. Kami anggap hilangnya batu ini sebagai bentuk pencurian atas simbol perjuangan rakyat,” tegas Frederich Baba Djoedye dalam laporannya.
Laporan Resmi ke Polisi
Dalam surat bernomor 03/FOKALIS/X/2025, FOKALIS menegaskan bahwa penghilangan material tersebut menimbulkan kerugian moral dan mengguncang emosi masyarakat. Forum mendesak Kapolres Sikka agar menindaklanjuti laporan itu dalam waktu 3 x 24 jam serta mengungkap siapa pelaku dan otak intelektual di balik hilangnya “batu rakyat” tersebut.
Kronologi Kejadian
1. Jumat, 31 Oktober 2025: FOKALIS melakukan aksi damai di depan Kantor DPRD Kabupaten Sikka.
2. Dalam aksi itu, forum menurunkan ±3 kubik batu sebagai simbol beban dan kemarahan rakyat terhadap lemahnya kinerja Pemda dan DPRD.
3. Tuntutan rakyat diserahkan secara resmi kepada Sekretariat DPRD.
4. Setelah aksi selesai, material batu hilang (diduga dicuri) tanpa sepengetahuan forum dan tanpa pemberitahuan dari pihak manapun.
5. Hingga laporan dibuat, forum belum mengetahui siapa pihak yang mengangkat batu tersebut.
“Kami tidak mencari batu, kami mencari kebenaran. Karena yang diambil bukan sekadar material, tetapi makna perlawanan rakyat,” tegas Frederich.
FOKALIS berharap Polres Sikka bertindak cepat dan transparan, agar kasus ini tidak dipandang sepele. Sebab bagi mereka, hilangnya batu berarti hilangnya simbol suara rakyat — dan itu adalah bentuk penghapusan makna perjuangan.
🗞 Catatan Redaksi
Aksi FOKALIS di depan DPRD Sikka pada 31 Oktober 2025 merupakan bagian dari gelombang kritik masyarakat terhadap lemahnya respons pemerintah dan DPRD Sikka atas persoalan pelayanan publik, kesehatan, dan kesejahteraan rakyat. Batu yang diturunkan menjadi simbol kemarahan rakyat — yang kini ironisnya ikut “dicuri” dari ruang aspirasi publik.
