![]()  | 
| Rakyat kecil di Pasar Wuring Maumere menolak penutupan pasar. “Kami bukan melawan, kami hanya bertahan hidup,” ujar pedagang sayur Yanto. | 
Maumere, NTT, 1 November 2025 — Wacana penutupan Pasar Wuring di pesisir utara Maumere terus menuai penolakan keras dari para pedagang kecil. Bagi mereka, pasar ini bukan sekadar tempat berdagang, melainkan urat nadi ekonomi keluarga yang menjaga dapur tetap berasap di tengah tekanan hidup yang makin berat.
Salah satu pedagang sayur, Yanto, warga Desa Tana Duen, Kecamatan Kangae, menyuarakan harapannya agar pemerintah tidak menutup tempat yang menjadi sumber utama penghidupan mereka.
“Ini tempat kami mencari rezeki. Dari hasil jualan di sini, saya bisa bayar utang koperasi, bisa makan, dan sekolahkan anak-anak. Kami pagi jualan di Pasar Tingkat, sore lanjut di Wuring. Walaupun cuma beberapa jam, hasilnya lebih baik di sini,” ujar Yanto.
Ia menceritakan betapa Pasar Wuring benar-benar hidup dan memberikan penghasilan nyata bagi pedagang kecil sepertinya.
“Contohnya sore ini, saya bawa keladi satu karung dan habis terjual semua. Kalau bukan di Wuring, saya tidak bisa dapat hasil seperti ini,” tuturnya.
Rakyat Kecil Bukan Menolak, Tapi Bertahan
Yanto menegaskan, para pedagang tidak menolak kebijakan pemerintah, asal solusi yang ditawarkan berpihak dan realistis.
“Kalau solusi yang ditawarkan pemerintah itu kami jualan di tempat lain, dan pendapatan kami lebih meningkat dari Wuring — kami mau. Tapi kalau sebaliknya, kami rugi dan sepi pembeli, tentu kami bertahan di sini,” tegasnya.
Menurutnya, wacana relokasi ke Pasar Alok bukan pilihan yang adil bagi pedagang kecil. “Kalau di Pasar Alok, jelas kami tidak bisa bersaing dengan pedagang besar. Modal kami kecil, barang kami tidak banyak, dan pembeli di sana sudah punya langganan tetap. Kami pasti kalah,” ujarnya lirih.
Yanto juga berharap agar Bupati Sikka turun langsung melihat kondisi pedagang. “Kami rindu Pak Bupati datang dan lihat kami langsung. Karena Pak Bupati juga kami ikut pilih waktu pemilu. Sekarang kami cuma mau beliau dengar kami bicara. Kami bukan melawan, kami hanya bertahan hidup,” ucapnya.
Suara Pembeli: “Pasar Wuring Punya Waktu yang Pas”
Salah satu pembeli yang ditemui juga mengaku lebih memilih berbelanja di Pasar Wuring karena waktu dan suasananya lebih cocok.
> “Di Wuring itu sangat membantu kami orang kantoran yang tidak sempat belanja pagi hari. Kami bisa datang sore setelah kerja, dan semua kebutuhan rumah tangga ada. Aman, nyaman, dan harganya terjangkau,” katanya.
Bagi Yanto dan rekan-rekannya, Pasar Wuring adalah simbol ketahanan rakyat kecil di tengah kebijakan yang belum sepenuhnya menyapa kehidupan mereka.
“Kalau pasar ditutup tanpa solusi yang masuk akal, sama saja menutup pintu rezeki kami,” tutup Yanto dengan nada getir.
🗞 Catatan Redaksi
Pasar Wuring adalah potret nyata ekonomi rakyat kecil Maumere — ruang hidup di mana pedagang dan pembeli saling menopang tanpa banyak berharap pada bantuan pemerintah. Di sinilah suara rakyat kecil bergema, menuntut agar kebijakan publik tidak hanya hadir di atas kertas, tetapi benar-benar menyentuh kehidupan mereka yang paling bawah.
✒️: Albert Cakramento
