![]() |
| Kelangkaan BBM di Rote Ndao membuat warga dan sopir pengangkut pupuk kesulitan. Jatah 200 ribu seminggu dinilai tidak cukup layani kebutuhan daerah. |
Rote Ndao,NTT,25/11—BBM di Rote Ndao langka, inilah keluhan yang kini ramai disuarakan masyarakat Rote Ndao dalam beberapa hari terakhir. Kelangkaan bahan bakar minyak tidak hanya memukul aktivitas ekonomi harian warga, tetapi juga menyeret sektor pertanian yang menjadi urat nadi kehidupan masyarakat setempat.
Di tengah kelangkaan ini, para sopir pengangkut pupuk merasakan dampak yang sama beratnya. Mereka mengaku kesulitan menjalankan tugas distribusi karena jatah pembelian BBM sangat terbatas dan tidak sebanding dengan kebutuhan operasional.
"Sekarang kitong mau antar pupuk saja susah, karena kitong di jatah hanya 200 ribu seminggu dua kali, sedangkan kitong melayani pupuk untuk masyarakat Rote Ndao," ungkap salah satu sopir pengangkut pupuk dengan nada kesal. Kondisi ini membuat mobilitas mereka terhambat, padahal distribusi pupuk merupakan kebutuhan mendesak bagi para petani di banyak desa.
Kelangkaan BBM ini memicu kekhawatiran akan potensi terhambatnya proses tanam dan panen, yang dapat berimbas pada stok pangan di daerah. Selain berpengaruh langsung pada pertanian, ekonomi masyarakat secara keseluruhan ikut melambat karena banyak aktivitas usaha dan transportasi tidak dapat berjalan normal.
Masyarakat kini berharap pemerintah daerah dan pihak terkait segera mengambil langkah konkret untuk memastikan distribusi BBM berjalan lancar dan tepat sasaran. Ketersediaan BBM bukan hanya masalah energi, tetapi juga menyangkut keberlangsungan ekonomi dan stabilitas sosial masyarakat Rote Ndao.
✒️: kl
