![]() |
| FOKALIS Sikka gelar aksi damai di Hari Pahlawan, desak DPRD hentikan penutupan Pasar Wuring dan tindaklanjuti aspirasi rakyat. |
Maumere,NTT, 11 November 2025 — Dalam momentum peringatan Hari Pahlawan 2025, Forum Pemuda Resa dan Gelisa (FOKALIS) Kabupaten Sikka menggelar aksi damai di depan Kantor DPRD Sikka. Aksi ini menjadi sorotan publik karena menyuarakan kritik tajam terhadap lemahnya fungsi pengawasan DPRD dan dugaan ketimpangan kebijakan publik di daerah.
Aksi dipimpin langsung oleh Frederich Fransiskus Baba Djoedye, yang hadir seorang diri mewakili sekitar 200 anggota FOKALIS. Ia menyerahkan langsung dokumen aspirasi rakyat yang sebelumnya telah diterima oleh DPRD Sikka.
Frederich disambut oleh Ketua DPRD Sikka, Stefanus Sumandi, S.Fil., bersama Wakil Ketua II, Herlindis Donatha da Rato, namun pertemuan itu berlangsung tanpa dialog terbuka sebagaimana diharapkan.
Dalam pernyataannya, Frederich menegaskan bahwa FOKALIS tidak membawa kepentingan politik, melainkan murni perjuangan moral rakyat kecil. Sembilan pokok aspirasi yang diserahkan meliputi:
- Sorotan terhadap tunjangan rumah dan transportasi DPRD Sikka yang dinilai tidak wajar.
- Tuntutan transparansi dana hibah pokir senilai Rp35 miliar.
- Penolakan pemaksaan penutupan Pasar Wuring, yang bertentangan dengan Permendagri No.42/2007 dan Perpres No.112/2007.
- Desakan audit investigatif oleh APIP dan BPKP atas dugaan penyimpangan dana pokir.
- Dorongan efisiensi anggaran DPRD untuk dialihkan ke sektor kesehatan RSUD TC Hillers Maumere.
- Tuntutan penambahan tenaga dokter spesialis di RSUD TC Hillers.
- Mendorong sinergi kebijakan antara DPRD, Pemkab, dan pusat agar berpihak pada rakyat kecil.
- Permintaan pembentukan tim independen untuk memeriksa integritas penggunaan dana publik.
- Penegakan disiplin dan etika jabatan anggota DPRD.
Usai aksi, Frederich menyampaikan kekecewaannya atas sikap pimpinan DPRD yang enggan berdialog langsung.
“Kami datang dengan itikad baik untuk berdialog, bukan hanya menyerahkan aspirasi. Tapi Ketua DPRD tidak memberi ruang diskusi. Ini sangat disayangkan,” ujarnya.
Ia menilai sikap DPRD menunjukkan kurangnya empati terhadap rakyat.“Rakyat membayar pajak untuk menggaji mereka, tapi ketika rakyat berbicara, justru tidak didengar,” tambahnya.
Frederich menegaskan bahwa FOKALIS akan terus mengawal aspirasi ini hingga ada tindakan nyata dari DPRD dan Pemkab Sikka.“Ini bukan aksi seremonial, ini perjuangan moral untuk rakyat,” tegasnya.
Menanggapi hal itu, Ketua DPRD Sikka, Stefanus Sumandi, S.Fil., menyebut bahwa dokumen aspirasi FOKALIS telah diterima sebelumnya.
“Hari ini hanya penyampaian langsung. Semua poin akan dibahas melalui mekanisme resmi di internal DPRD,” katanya via telepon WhatsApp.
Stefanus menegaskan, setiap aspirasi masyarakat akan diproses sesuai prosedur kelembagaan.
Aksi FOKALIS di Hari Pahlawan menjadi refleksi semangat kepahlawanan modern — bukan lagi mengangkat senjata, melainkan melawan ketidakadilan dan mendorong transparansi publik.
“Pemerintah dan wakil rakyat harus bekerja dengan hati nurani. Rakyat Sikka butuh bukti, bukan janji,” tutup Frederich.
FOKALIS menegaskan bahwa perjuangan belum selesai. Hari Pahlawan 2025 menjadi momentum kebangkitan moral generasi muda Sikka untuk terus mengawal keadilan dan keterbukaan di tanah sendiri.
