Masuk

Notification

×

Iklan

Tag Terpopuler

500 Ribu Penduduk, Baru 84 Ribu Terlayani: Begini Realita Air Minum Kota Kupang

Kamis, 11 Desember 2025 | Desember 11, 2025 WIB Last Updated 2025-12-11T15:55:05Z

 

Dari 500 ribu penduduk Kota Kupang, baru 84 ribu terlayani air minum. Direktur Perumda mengungkap tantangan sumber air, infrastruktur, dan daya beli warga.


Kota Kupang, NTT, 11/12—Dari total sekitar 500 ribu penduduk Kota Kupang, baru 84.475 jiwa yang mendapat akses layanan air minum dari Perumda Air Minum Kota Kupang. Direktur Perumda, Isidorus Lili Jawa, menjelaskan bahwa jumlah tersebut setara dengan 17.405 sambungan rumah atau hanya 17,79 persen dari keseluruhan kebutuhan layanan air minum di kota ini.


Angka ini menegaskan bahwa cakupan layanan masih jauh dari target Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) 2005–2026, yang menetapkan capaian ideal pada kisaran 40–45 persen. Menurut Isidorus, gap besar ini menjadi tantangan serius yang mengharuskan Perumda melakukan terobosan untuk memperluas pelayanan.


Ia menambahkan bahwa penyedia layanan air minum di Kota Kupang tidak hanya Perumda Kota Kupang, tetapi juga ada Perumda Kabupaten Kupang serta BLUD SPAM Provinsi NTT. Keberadaan tiga operator ini dapat menjadi peluang kerja sama, namun sekaligus menciptakan kompetisi dan hambatan teknis dalam distribusi air.


Ketersediaan Sumber Air Masih Menjadi Kendala Utama


Kota Kupang hanya memiliki satu sumber air permukaan, yakni SPAM Kali Dendeng. Sementara sisanya bergantung pada 31 sumur bor yang menjadi tulang punggung pasokan air tanah dalam. Pada musim kemarau panjang, banyak sumur mengalami penurunan debit, sehingga sistem pengaliran ke pelanggan terganggu.


Jadwal pengaliran yang seharusnya dua kali seminggu pun kerap direduksi menjadi sekali, bahkan pada kondisi tertentu tidak dapat mengalir. Hal ini berimbas langsung pada pelanggan dan menjadi salah satu penyebab rendahnya tingkat layanan.


Jaringan Infrastruktur Belum Menjangkau Semua Kelurahan


Meskipun telah melayani enam kecamatan, Perumda belum memiliki jaringan di sejumlah kelurahan seperti TDM, Kayu Putih, sebagian Liliba, dan sebagian Oebobo. Wilayah-wilayah ini sebelumnya mendapat suplai lewat jaringan BLUD SPAM Provinsi, namun kerja sama tersebut berakhir pada 2022.


Saat ini, Perumda kembali menjajaki PKS baru dengan BLUD SPAM agar suplai air dapat dipulihkan, terutama bagi warga yang selama ini bergantung pada jaringan provinsi.


Kemampuan Ekonomi Warga Juga Berpengaruh


Tarif pemasangan sambungan rumah reguler sebesar Rp2,5 juta menjadi hambatan bagi banyak warga yang ingin mengakses layanan air minum. Untuk menjawab kebutuhan tersebut, Perumda meluncurkan Program Promo Sambungan Baru sejak 13 Oktober 2025. Dalam promo ini, biaya dipangkas menjadi Rp1,5 juta. Warga cukup membayar DP Rp800 ribu, sementara sisanya dapat dicicil hingga tujuh kali.


Program ini terbukti diminati masyarakat. Hingga Desember, hampir 200 sambungan baru telah dipasang. Program berakhir pada 31 Desember, namun disebut sebagai salah satu langkah paling efektif dalam memperluas jangkauan layanan.


Perluasan Sumber Air Melalui Skema B2B


Untuk menambah pasokan, Perumda kini mengelola 10 sumur bor skema B2B, termasuk Sumber Air Hitam Unkris yang dibangun oleh Dinas PUPR Kota Kupang dan diserahkan operasionalnya sejak awal 2025. Dari sumber ini, Perumda melayani sekitar 500 sambungan rumah di wilayah BiMoku, Lasians, dan Oesapa.


Perumda juga melakukan uji kualitas air setiap bulan melalui Laboratorium Kesehatan Provinsi NTT. Hasilnya, air dinyatakan layak digunakan sebagai air bersih, meski untuk air minum langsung masih terdapat beberapa parameter yang belum sepenuhnya memenuhi standar Permenkes. Namun Direktur memastikan bahwa kadar bakteri E.coli tetap dalam batas aman.


Dari total 500 ribu penduduk Kota Kupang, fakta bahwa baru 84 ribu jiwa yang mendapat layanan air minum menegaskan urgensi percepatan pembangunan infrastruktur dan perluasan sumber air. Dengan tantangan teknis, geografis, dan ekonomi warga, Perumda Air Minum Kota Kupang terus mendorong inovasi dan kerja sama agar cakupan layanan tidak lagi stagnan di angka 17 persen.

✒️: kl