Masuk

Notification

×

Iklan

Tag Terpopuler

GMIT Betlehem Naikolan Gelar Doa, Seminar dan Kampanye Hari AIDS Sedunia 2025 UPP PART Klasis Kota Kupang

Selasa, 02 Desember 2025 | Desember 02, 2025 WIB Last Updated 2025-12-02T01:46:54Z

 

UPP PART Klasis Kota Kupang gelar doa, seminar dan kampanye Hari AIDS Sedunia 2025 di GMIT Betlehem Naikolan untuk wujud gereja yang peduli dan menyembuhkan.



Kupang, NTT Unit Pembantu Pelayanan (UPP) Pelayanan Anak, Remaja, dan Teruna (PART) Klasis Kota Kupang memperingati Hari AIDS Sedunia 2025 melalui rangkaian Doa Bersama, Seminar Edukatif, dan Kampanye Pencegahan HIV-AIDS, Senin (1/12/2025).


Kegiatan ini dilaksanakan di GMIT Betlehem Naikolan sebagai tuan rumah, dengan tujuan menggerakkan gereja untuk menjadi komunitas yang peduli, menyembuhkan, dan hadir bagi sesama tanpa stigma serta diskriminasi.


Dalam ibadah doa, jemaat memohon kekuatan dan penghiburan bagi para penyintas HIV-AIDS, sekaligus perlindungan bagi generasi muda agar terhindar dari pergaulan berisiko dan eksploitasi seksual. Gereja menegaskan bahwa pelayanan kemanusiaan adalah wujud nyata kasih Kristus bagi dunia.


Seminar menghadirkan narasumber Julius Tanggo Bore, Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Kupang, dan dipandu oleh MC Astin Elise Mau, yang membangun dialog terbuka mengenai fakta, risiko, dan langkah pencegahan HIV-AIDS, khususnya di kalangan anak dan remaja.


Dalam pemaparannya, Julius mengungkapkan bahwa akumulasi kasus HIV-AIDS di Kota Kupang sejak tahun 2000 hingga September 2025 berjumlah 2.543 kasus, dan masih berpotensi bertambah hingga akhir tahun. Angka ini menjadi alarm serius bagi orang tua, gereja, sekolah, dan pemerintah untuk memperkuat edukasi dan pendampingan.


Ia juga menyoroti maraknya prostitusi yang kini menyentuh usia pelajar SMP, yang menjadi salah satu faktor penyebaran HIV akibat gonta-ganti pasangan. Minimnya peran keluarga akibat broken home dan ketiadaan figur ayah (fatherless) turut meningkatkan kerentanan anak perempuan.


 “Peran keluarga sangat penting. Kita sebagai masyarakat harus hadir sebagai om, tante, kakak yang melindungi dan mendampingi mereka agar tidak terjerumus,” tegas Julius Tanggo Bore.


Melalui kampanye terbuka, jemaat diajak untuk memahami bahwa HIV tidak menular melalui sentuhan atau aktivitas sosial sehari-hari, sehingga penyintas membutuhkan dukungan, bukan penolakan.


Pesan kampanye:


  • Stop stigma terhadap ODHIV
  • Rangkul dan dampingilah mereka dengan kasih
  • Selamatkan anak-anak dan remaja dari risiko prostitusi
  • Ciptakan komunitas gereja yang menyembuhkan


 “Kalau kita cegah dari hulunya, maka otomatis angka HIV-AIDS bisa ditekan,” tambah Julius.


Hari AIDS Sedunia 2025 menjadi panggilan iman bagi gereja untuk membuka hati, menguatkan kasih persaudaraan, melindungi generasi, dan berjalan bersama penyintas sebagai saudara yang setara dan

✒️: Eh