![]() |
| Kupang mendorong warga menjadi Duta Anti Hoaks melalui pelatihan dua hari untuk memperkuat literasi digital dan mencegah penyebaran hoaks di kelurahan. |
Kota Kupang, NTT— Pemerintah Kota Kupang mendorong keterlibatan warga untuk menjadi Duta Anti Hoaks melalui pelatihan resmi yang dibuka oleh Sekretaris Daerah Kota Kupang, Jefri Pelt, pada 5 Desember 2025 di Kota Kupang, NTT. Pelatihan yang diselenggarakan oleh Dinas Komunikasi dan Informatika (DISKOMINFO) Kota Kupang ini bertujuan memperkuat literasi digital dan kemampuan warga memfilter informasi di tingkat kelurahan.
Dalam sambutannya, Sekda menyampaikan terima kasih kepada para peserta yang siap menjalankan peran sebagai duta informasi sehat di wilayah masing-masing. “Atas nama Wali Kota dan Wakil Wali Kota, kami menyampaikan terima kasih karena Bapak Ibu hadir untuk dilatih, dibimbing, dan dituntun menjadi Duta Anti Hoaks di setiap kelurahan,” ujarnya. Laporan Kadis Kominfo menyebutkan bahwa setiap kelurahan mengutus dua peserta untuk mengikuti pelatihan intensif ini.
Sekda menjelaskan bahwa perkembangan digital membuat masyarakat semakin dekat dengan arus informasi. Handphone kini bahkan digunakan oleh anak-anak usia PAUD. “Handphone sangat bermanfaat, tetapi jika salah digunakan, ia bisa merusak seluruh tatanan,” tegasnya.
Ia menekankan bahwa berita baik dan buruk memiliki jalur penyebaran yang sama cepat, tetapi berita buruk atau hoaks cenderung bertahan lebih lama. Bahkan hoaks lama dari tahun 2019 masih sering muncul kembali di tahun 2025. Hal ini membuktikan bahwa misinformasi dapat hidup sangat lama di tengah masyarakat.
Sekda juga menyinggung fenomena sosial saat warga lebih memilih memotret kecelakaan untuk diunggah ketimbang menolong korban. Begitu pula ketika menerima informasi, banyak orang langsung meneruskan tanpa memeriksa sumbernya. “Perasaan kita ke sesama bisa berubah hanya gara-gara handphone,” ujarnya.
Karena itu, ia menekankan pentingnya memfilter informasi. “Saya tidak pernah meneruskan sesuatu yang belum saya pastikan. Saya baca untuk memperkuat diri, bukan untuk ikut sebarkan,” jelasnya. Menurutnya, kesalahan kecil dalam menyebarkan informasi dapat berdampak besar bagi masyarakat dan bahkan memicu masalah hukum.
Pelatihan Duta Anti Hoaks ini berlangsung selama dua hari, dan seluruh materi diarahkan untuk membentuk peserta menjadi duta yang mampu menekan penyebaran informasi palsu di lingkungannya. Sekda berharap para peserta benar-benar menjadi representasi warga yang mampu mencerminkan budaya informasi yang sehat.
Ia menutup sambutannya dengan pesan kuat: “Gunakan jarimu dengan baik agar hidup kita ke depan menjadi baik. Hanya dengan jari, kita bisa membantu sesama jika informasi yang kita sebarkan benar. Tetapi jika tidak memfilter, lewat jari kita juga bisa merusak tatanan masyarakat.”
✒️: kl
