![]() |
| Wali Kota Kupang serahkan bantuan rumah layak huni 2025 di Fatufeto. Program MBR dan korban bencana, simbol pengorbanan dan harapan rakyat. |
Kota Kupang, NTT — Di tengah kebijakan efisiensi anggaran, Pemerintah Kota Kupang tetap memastikan program pro-rakyat tidak surut. Wali Kota Kupang, dr. Christian Widodo, menyerahkan secara simbolis Bantuan Rumah Layak Huni bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) dan Rumah Korban Bencana Tahun 2025 di Kelurahan Fatufeto, Sabtu (27/12).
Dalam sambutannya, Wali Kota menegaskan bahwa penyerahan bantuan ini bukan sekadar seremonial atau pemberian kunci rumah, melainkan simbol kehadiran pemerintah yang peduli dan memiliki hati bagi warganya.
“Hari ini bukan sekadar menyerahkan kunci rumah. Ini adalah simbol bahwa pemerintah hadir, pemerintah peduli, dan pemerintah punya hati untuk warga yang membutuhkan,” tegas Wali Kota.
Ia menjelaskan bahwa rumah tidak hanya dimaknai sebagai bangunan fisik, melainkan pusat kehidupan keluarga.
“Rumah bukan hanya soal tembok dan atap. Rumah adalah tempat kita kembali setelah capek bekerja, tempat kita berkeluh kesah, saling menguatkan, saling berbagi kasih, dan berjuang bersama sebagai keluarga,” ujarnya.
Masih dalam suasana Natal, Wali Kota mengaitkan makna rumah dengan nilai iman dan keluarga.
“Ini bukan hanya house, tetapi home. Rumah yang punya jiwa, rumah yang bernyawa, rumah bagi keluarga kita,” lanjutnya.
Ia juga mengungkapkan kondisi nyata yang dialami para penerima manfaat sebelum mendapatkan bantuan, mulai dari atap bocor, rumah kemasukan air saat hujan, hingga lantai tanah yang berubah lumpur ketika banjir. Namun hari ini, menurutnya, harapan itu telah hadir secara nyata.
“Harapan itu tidak hanya tinggal di dalam doa, tetapi hari ini ia hadir menjadi nyata di tengah-tengah kita,” katanya.
Di hadapan warga, Wali Kota secara terbuka menyampaikan tantangan pengelolaan anggaran sejak awal masa jabatannya. Ia memilih menahan pengadaan fasilitas pejabat demi memastikan bantuan rumah rakyat tetap berjalan.
“Di tengah efisiensi anggaran, saya tegaskan satu hal: bantuan rumah rakyat tidak boleh berkurang satu rupiah pun. Yang dipotong perjalanan dinas dan belanja umum, tapi rumah untuk rakyat harus tetap ada,” tandasnya.
Pemerintah Kota Kupang memastikan pembangunan 28 unit rumah untuk MBR dan 2 unit rumah bagi korban bencana tetap terealisasi. Setiap unit rumah dialokasikan anggaran Rp80 juta, dengan kualitas bangunan yang disebut lebih baik dibanding tahun-tahun sebelumnya meski harga material meningkat.
Salah satu penerima bantuan, Ansi Daniel, menyampaikan rasa syukur dan apresiasi kepada Pemerintah Kota Kupang. Dalam suasana Natal, ia menilai program ini sebagai wujud nyata kehadiran negara di tengah masyarakat kecil.
“Kami bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena hari ini kami boleh menyaksikan penyerahan bantuan rumah layak huni ini,” ujarnya.
Ia menambahkan, perhatian pemerintah sangat berarti bagi masyarakat berpenghasilan rendah dan korban bencana.
“Program ini adalah bukti nyata bahwa negara hadir dan Pemerintah Kota Kupang peduli kepada kami. Kami berharap program ini tidak hanya berhenti di tahun ini, tetapi berlanjut di tahun-tahun mendatang,” kata Ansi Daniel.
Program Bantuan Rumah Layak Huni Tahun 2025 ini diharapkan menjadi fondasi bagi lahirnya keluarga yang lebih kuat, sehat, dan sejahtera, sekaligus menegaskan bahwa di tengah keterbatasan anggaran, harapan warga tetap dibangun.
Daftar Penerima Bantuan Rumah Layak Huni Tahun 2025
- Adam Fallo — Maulafa, RT/RW 031/012
- Adriana Catarina Tael — Manulai II, RT/RW 014/005
- Aisyah Muslimin Badaruddin — Airmata, RT/RW 005/002
- Almaidah — Penkase Oeleta, RT/RW 025/005
- Charles Daniel Mboli — Oesapa, RT/RW 010/004
- David Ludji Pa — Fatukoa, RT/RW 019/006
- Desaverinus Frits — Oeba, RT/RW 010/003
- Frans J. Mesak — Fatufeto, RT/RW 010/003
- Fulgensius Poli — Liliba, RT/RW 045/001
- Godlief Alexander Lape — Penkase Oeleta, RT/RW 009/007
- Imanuel Pai Tiba — Bakunase II, RT/RW 007/002
- Johana M. Langkameng — Nunbaun Delha, RT/RW 015/008
- Juliana Miha Faot — Oebufu, RT/RW 042/011
- Maritje Otemusu — Airnona, RT/RW 019/005
- Markus Hadi Kore — Fatufeto, RT/RW 011/004
- Marten Bait — Manutapen, RT/RW 018/005
- Martha Foes — Liliba, RT/RW 006/003
- Susana Takoy — Manutapen, RT/RW 028/009
- Melkianus Selan — Lasiana, RT/RW 031/008
- Novence Reginal Rihi Ie — Batuplat, RT/RW 007/003
- Nurhabibah — Bakunase, RT/RW 010/004
- Orpa Naomi Kia — Nunleu, RT/RW 021/004
- Riki Adrianus Asanab — Fatukoa, RT/RW 001/001
- Samsul Bahri Bahar — Airmata, RT/RW 002/001
- Semy Saban — Oetete, RT/RW 012/004
- Yobel Mandala — Oetete, RT/RW 005/002
- Yuliana D. Fanggidae — Penfui, RT/RW 028/012
- Yuliana Haba Raja — Airnona, RT/RW 020/006
- Bendelina Here — Sikumana, RT/RW 01/—
- Paulus Alan Banea — Oebufu, RT/RW 07/02
