Masuk

Notification

×

Iklan

Tag Terpopuler

Pesan Keras Paman Sam di Natal UPG 1945 NTT: Kerja Nyata atau Tertinggal

Selasa, 23 Desember 2025 | Desember 23, 2025 WIB Last Updated 2025-12-23T14:10:53Z
Pesan keras Paman Sam, Dr. Sam Haning, di Natal UPG 1945 NTT menegaskan kerja nyata, integritas, dan perubahan agar tidak tertinggal.


Kupang,NTT 23 Desember 2025 — Nada tegas mewarnai pesan Natal yang disampaikan Dr. Sam Haning, SH., MH, yang biasa disapa Paman Sam, dalam Perayaan Natal keluarga besar UPG 1945 NTT. Ia menegaskan bahwa Natal tidak boleh berhenti pada seremoni rohani semata, melainkan harus menjadi momentum perubahan nyata. Tanpa etos kerja, disiplin, dan integritas, sebuah lembaga berisiko tertinggal dari tuntutan zaman.


Pesan tersebut disampaikan dalam perayaan Natal bertema “Allah Hadir untuk Menyelamatkan Keluarga” dengan subtema “Bersatu Hati Membangun UPG 1945 NTT”. Dalam suasana penuh kekeluargaan, ia mengajak seluruh civitas akademika melakukan refleksi jujur terhadap etos kerja, tanggung jawab, dan arah masa depan institusi.


“Kalau tahun ini kita malas, maka ke depan kita harus kembali ke jalan yang benar. Perubahan tidak datang dengan sendirinya, tetapi harus kita kondisikan bersama,” tegasnya.


Menurutnya, makna Natal sejati lahir dari hati yang mau berubah. Ia menekankan lahir baru sebagai inti pesan Natal—perubahan cara berpikir, bersikap, dan bekerja secara nyata, bukan sekadar wacana.


“Natal itu dari hati kita. Lahir baru itu penting, karena dari situlah perubahan dimulai,” ujarnya.


Ia juga menyinggung soal kepemimpinan dan proses. Menurutnya, pemimpin tidak lahir dari kenyamanan, tetapi ditempa oleh keterbatasan, kerja keras, dan perjalanan panjang.


Dalam konteks kelembagaan, ia menekankan pentingnya kinerja dan dukungan kolektif. Mengibaratkan evaluasi kepemimpinan nasional yang dilihat sejak 100 hari pertama, ia mengingatkan bahwa lembaga hanya akan maju jika seluruh unsur mau bekerja.


“Kalau kinerja tidak berjalan dan tidak saling mendukung, maka lembaga ini harus bekerja. Kerja, kerja, kerja,” katanya.


Ia menambahkan, penguatan Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi kunci agar UPG 1945 NTT tidak tertinggal. Penataan dan penambahan SDM harus dilakukan secara terencana dan berkelanjutan.


Dalam pesan Natalnya, ia juga menyoroti etika dan karakter sebagai fondasi kebersamaan.


“Jangan memfitnah satu sama lain. Pembentukan karakter itu bukan hanya omongan di depan, lalu berbeda di belakang. Integritas dan kejujuran itu sangat penting,” tegasnya.


Ia mengakui bahwa perubahan tidak selalu berjalan mulus—kritik, sikap sinis, dan pesimisme adalah bagian dari dinamika. Namun, semua itu hanya bisa dijawab dengan kerja nyata dan ketulusan.


“Tuhan pakai kita untuk menyalurkan berkat. Kerja nyata akan membuktikan semuanya,” ujarnya.


Mengakhiri pesannya, ia mengajak keluarga besar UPG 1945 NTT meninggalkan konflik-konflik kecil dan membangun budaya keterbukaan.


“Kita tidak perlu menjadi lampu yang paling terang. Cukup menjadi lilin kecil yang menyinari. Mari kembali ke jalan yang benar dan hentikan isu-isu murahan,” pungkasnya.


Pesan Natal tersebut dipertegas dengan pembacaan Firman Tuhan Matius 1:21–24, yang menegaskan kehadiran Allah yang menyelamatkan dan memanggil umat untuk hidup dalam ketaatan serta syukur.

✒️: kl