![]() |
| Yons Ebit konsolidasi TMI–Gerindra di Sikka. Petani keluhkan birokrasi berbelit. TMI tegaskan negara harus hadir membela petani. |
Maumere, NTT — Wilfridus Yons Ebit, Ketua Bidang Politik Dewan Pimpinan Nasional (DPN) Tani Merdeka Indonesia (TMI) sekaligus Koordinator Wilayah TMI Indonesia Timur, Rabu (31/12/2025) berkunjung ke Sekretariat DPC Partai Gerindra Kabupaten Sikka.
Kunjungan ini menjadi bagian dari konsolidasi politik dan penguatan basis petani, mempertemukan kader Gerindra dengan kelompok-kelompok tani di Sikka.
Dalam pertemuan tersebut, Yons Ebit berdialog langsung dengan kader Gerindra dan petani, membahas penguatan organisasi TMI serta langkah konkret mempercepat akses bantuan bagi petani kecil. Hadir pula Ketua DPC Gerindra Sikka, Fransiskus Stefanus Say.
Salah satu petani menyampaikan keluhan yang selama ini dirasakan di tingkat akar rumput. Proposal bantuan yang disusun berulang kali berujung tanpa kepastian.
“Selama ini kami sudah buat proposal terus, tapi selalu diarahkan ke sana ke sini. Sampai sekarang hasil akhirnya tidak ada,” ungkapnya.
Keluhan tersebut mencerminkan panjangnya birokrasi dan lemahnya keberpihakan kebijakan yang dirasakan petani kecil.
Menanggapi hal itu, Yons Ebit menegaskan TMI hadir untuk memutus mata rantai birokrasi yang berbelit dan memastikan aspirasi petani tidak berhenti di meja administrasi.
“Petani tidak boleh terus dipingpong. Negara harus hadir dan bekerja. Ini sejalan dengan pesan Presiden Prabowo, bahwa rakyat adalah tanggung jawab negara,” tegasnya.
Sebagai putra Maumere dan anak Flores, Yons Ebit menekankan perjuangan petani harus dikawal hingga tuntas, bukan sekadar janji politik.
Ketua DPC Gerindra Sikka, Fransiskus Stefanus Say, menyatakan aspirasi petani akan menjadi perhatian serius dan diperjuangkan melalui jalur politik serta kebijakan yang tersedia.
Pertemuan ini menjadi momentum konsolidasi Gerindra–TMI–kelompok tani, dengan pesan utama: politik harus berpihak pada petani dan menjawab kebutuhan riil di lapangan.
✒️: Albert Cakramento
